Balas Jasa

   Setelah memakan mangsanya, seekor singa besar jatuh tertidut. Ketika ia sedang terlelap dalam mimpi, ia merasa ada sesuatu yang mengganggu di bulu tengkuknya. Dengan  jengkel, ia menangkap binatang kecil itu. Ternyata seekor tikus.
   "Mengapa kamu mengganguku. Apa yang kau cari disini!" geram singa itu.
    "Oh, maafkan aku, tuanku. Kiraku jerami. Aku sedang mencari jerami untuk membuat sarang. Lepaskan, aku tuan!"
   Beberapa hari kemudian, datanglah beberapa pemburu sedang mencari singa untuk dimasukkan ke dalam kebun binatang. Akhirnya, singa itu terperangkap oleh jerat. Si raja hutan itu mengaum marah sampai rimba bergetar karena geramnya. Ia mengaum bagaikan halilintar.
   Tikus, binatang kecil itu mendengarnya. Katanya, "aku kenal suara itu." Ia berlari kencang ke arah suara itu. Ia melihat raja hutan terjerat dalam jala dan sedang ditarik. 
   "Tenanglah dan saya akan memutuskan tali-tali jerat ini," kata tikus kecil itu pelan. Dengan cepat ia mulai menggerogoti tali-tali dan akhirnya singa itu dapat melarikan diri.


Pesan : Seekor tikus pun tahu balas budi/jasa, dan mampu membebaskan seekor singa. Apakah kita tidak dapat berbuat seperti itu kepada seseorang yang  berbuat baik (seperti kasih Tuhan dan orang tua) dan jahat kepada kita. Mari kita renungkan!

Serakah (susah bersyukur)

   Seekor anjing besar mencuri daging dan menggondolnya. Ia berlari cepat-cepat menuju ke tempat yang dirasa aman. Sampailah ia diatas jembatan bambu yang melintang di atas sungai yangb tak begitu lebar, tapi berair bening. Anjing itu terkejut karena ia melihat seekor anjing lain yang mebawa daging. Tampaknya daging yang dibawanya lebih besar.
   "Oh, apa itu. Ada anjing yang menggondol daging. Bahkan lebih besar dari kepunyaanku. Aku akan coba merebutnya dari mulutnya!"
   Ia membuka mulutnya untuk merampas daging yang dibawa oleh anjing lain. Tepat pada saat itu juga, daging yang ada di mulutnya jatuh terlepas dan tercebur masuk ke dalam air. Ia melihat juga anjing ynag ada di dalam air tak membawa daging. Maka, keduanyan - dia dan bayang-bayangannya - telah kehilangan santapan lezat.

PESAN : Terkadang kita terlalu sering menginginkan apa yang ada pada diri orang lain dari pada mensyukuri dan memaksimalkan dengan baik tentang apa yang kita miliki. Jadi, marilah kita dari sekarang hidup "bersyukur".

Sikap

   Di antara para siswa di sekolah yang ternama, ada seorang yang memakai tongkat ketiak. Ia mudah berteman dengan siapa pun. Dan ia seorang yang optimis. Ia telah memperoleh banyak tanda penghargaan di sekolahnya. 
    Pada suatu hari, seorang teman kelasnya menanyakan kepadanya tentang cacatnya itu.
    "Saya sakit polio saat kanak-kanak," jawabnya singkat.
    "Tetapi ceritakan, dengan keadaan yang sakit itu, bagaimana kamu menghadapi dunia dengan sedemikian percaya diri, tanpa merasa rendah diri? kata temannya itu.
    "Oh, penyakitku ini tidak pernah menyentuh hatiku," jawabnya sambil tersenyum.

PESAN : Terkadang kita lebih memperhatikan kelemahan kelemahan kita dari pada mensyukurinya dengan kelebihan kita, sehingga terkadang kita putus asa dalam hidup ini. Mulai dari sekarang marilah kita hidup dalam bersyukur dan tetap semangat dengan perbuatan yang lebih baik dari hari ke hari, karena kita tahu bersama Tuhan membuat semua indah pada waktunya. Amin, Tuhan memberkati!

Tidak Memperhitungkan Uang

   Ada seorang dokter yang sudah tua, yang selama pelayanaannya tidak pernah menolak bila ada panggilan, baik dari orang yang kaya maupun yang miskin. Sekarang ia betul-betul sudah pensiun.
   "Apakah kamu mempunyai uang?" ia bertanya pada seorang yang memanggilnya pada tengah malam.
   "Ya, pasti saya mempunyai uang," jawabnya.
    "Pergilah kepada dokter baru. Saya sudah begitu tua untuk pergi pada malam hari begini untuk melayani seseorang yang dapat membayarnya."

Pesan : Sering kita memperhitungkan hal materi lebih dahulu ketika membantu seseorang. Oleh karena itu merilah kita meniru sifat dokter pada cerita di atas yang bijaksana dan tidak memperhitungkan materi saat menolong seseorang.

Berhenti Menjadi Pemabuk

SEBELUM MEMBACA CERITA INI TOLONG PUSATKAN PIKIRAN ANDA SUPAYA ANDA MENGERTI. 

 Pada suatu hari seorang anggota Gereja sedang mencoba untuk membantu temannya yang kecanduan minuman keras.
   "Baiklah, dapatkah kamu menceritakan bagaimana kamu melakukannya?" tanya peminum itu.
    "Begitu mudah, sama seperti orang membuka tangan," jawab Penn.
     "Yakinkanlah diriku tentang hal itu, dan aku berjanji tidak akan minum lagi," kata peminum itu.
    "Begini cara kerjanya. Bila kamu menjumpai sebuag botol minuman keras, bukalah tanganmu sebelum kamu meraih gelas atau botol itu, dan kamu tidak akan pernah minum lagi."
   Peminum itu menepati janjinya.

Pesan : Terkadang kita menganggap susah melakukan seuatu, dan ternyata bukan hal tersebut yang susah justru kita sendiri yang membuatnya susah. Yakinkan, janjikan dan mudahkanlah Anda melakukan hal tersebut sehingga Anda mampu melakukannya.

Populer Post