Penyebaran, gejala, penyembuhan, hingga imbauan tentang virus corona berdasarkan penjelasan dokter

Virus corona menewaskan sedikitnya 26 orang di China, dan menyebar ke paling tidak delapan negara termasuk Singapura, Thailand, Amerika Serikat sampai Arab Saudi.


Petugas Kesehatan Karantina melakukan pemeriksaan acak suhu badan penumpang yang baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/01).

Di Jakarta, satu orang kini sedang diobservasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Sarosokarena karena diduga terjangkit virus tersebut.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga daya tahan tubuh guna meminimalisir potensi terinfeksi virus corona.


Pemerintah mengaktifkan 135 alat pemindai suhu tubuh atau thermo scanner di 135 pintu masuk Indonesia baik melalui darat, laut maupun udara.

Kemenkes, kata Terawan, kini menetapkan siaga satu terhadap virus corona untuk mencegah penyebaran virus yang berasal dari China tersebut masuk ke Indonesia.
Terawan menjelaskan pemerintah mengaktifkan 135 alat pemindai suhu tubuh atau thermo scanner di 135 pintu masuk Indonesia baik melalui darat, laut maupun udara.
Kemenkes, kata Terawan, juga telah mengaktifkan 100 rumah sakit rujukan Flu Burung bagi masyarakat yang terduga atau terinfeksi virus corona jenis baru, yang juga dikenal dengan nama 2019-nCoV, bisa menular dari manusia ke manusia.


Apakah virus corona dan bagaimana penyebarannya?

Ilustrasi virus corona

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia.
Bedanya dengan virus lain, ujar Diah, virus corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal.
Menurut Diah, virus ini berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan Pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, seperti bakteri, parasit, jamur, dan lainnya.
"Pertukaran oksigen tidak bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernafasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi hanya menyebabkan flu atau influensa tapi dia menyebabkan Pneumonia," kata Diah saat dihubungi BBC Indonesia.
Diah melanjutkan proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan mulut sehingga masuk dalam saluran pernafasan.
Virus ini masuk melalui saluran nafas atas, lalu ke tenggorokan hingga paru-paru.
"Sebenarnya belum 100 persen. Tapi dilihat dari sekian ratus kasus yang dipelajari, dan sifat dasar virus, maka inkubasi virus ini dua sampai 14 hari. Itu mengapa kita mewaspadai periode dua minggu itu," kata Diah.


Gejala virus corona: Batuk, flu, demam hingga sesak nafas



Virus ini telah diidentifikasi sebagai virus corona, yang dapat menyebabkan beragam penyakit mulai dari flu biasa hingga Sars yang mematikan.
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menjelaskan virus corona 2019-nCoV memiliki gejala yang sama dengan infeksi virus pernafasan lainnya.
Diah mengatakan gejala ringan yaitu flu disertai batuk. Kemudian, jika memberat, akan menyebabkan demam dan infeksi radang tenggorokan.
Kemudian jika masuk ke saluran nafas, kata Diah akan menyebabkan bronkitis.
"Yang berat ketika semakin jauh infeksi ke saluran nafas bawah, itu Pneumonia lengkap. Selain itu, bisa juga disertai gejala infeksi virus ke organ lain, yaitu diare," katanya.

Apakah virus corona bisa disembuhkan?



Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan mengatakan sedikitnya 15 petugas medis di Wuhan terinfeksi virus tersebut.
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menegaskan bahwa semua virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV belum ada obatnya.
Diah menambahkan, walaupun virus ini memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh.
"Tapi bisa (disembuhkan), terbukti yang sakit sudah ribuan tapi yang meninggal kan sedikit. Jadi dia tetap sebuah virus yang bisa disembuhkan," katanya.
Jadi, kata Diah, proses pengobatan yang dilakukan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.
"Boleh obat flu biasa kalau masih ringan, kalau demam diberi obat anti demam," katanya.
Diah menegaskan, beberapa korban meninggal umumnya tidak hanya semata disebabkan oleh 2019-nCoV, namun juga dipengaruhi faktor kerentanan seperti usia yang sudah tua sehingga daya tahan tubuh lemah dan juga penyakin lain yang sudah ada.
Bagaimana penanganannya jika terkena virus corona?


Para pasien virus corona dirawat di Rumah Sakit Jinyintan.

Diah menjelaskan prosedur yang dilakukan terhadap pasien terduga mengidap virus corona adalah dengan menempatkannya dalam ruang isolasi. Tujuannya, katanya, agar penularan ke orang lain dapat dicegah.
Jika terduga masih menunjukan gejala awal, kata Diah, maka pasien akan mendapatkan obat demam, batuk dan flu, disertai dukungan makanan yang sehat agar meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus tersebut.
Jika, gejalanya hilang dan hasil telah negatif, ujar Diah, pasien kemudian akan dipulangkan. Pemeriksaan pembuktian pun kata Diah dapat dilakukan dengan cepat.
"Tapi kalau pasien sudah pneumonia, dan biasanya demam tinggi maka diinfus karena butuh cairan banyak, dan diberikan obat lainnya tergantung derajatnya," kata Diah.
"Kemudian, kalau benar-benar sembuh, batuk dan semua gejala hilang, kita pantau, terus kita pulangkan. Tidak perlu khawatir (menular) karena berarti badannya telah sukses melawan virus dengan sendirinya. Jadi tidak menular lagi," ujar Diah.

Cara mencegah: jalani pola hidup sehat dan etika batuk



Petugas rumah sakit menunjukkan ruangan isolasi khusus untuk pasien yang menderita penyakit pneumonia berat akibat terjangkit virus novel corona di RSUP dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/01).
Diah menjelaskan terdapat beberapa cara untuk mencegah tertular virus corona ini.
Pertama adalah dengan menjalani pola hidup yang sehat dengan cara memberikan asupan makan yang sehat dan sempurna.
Lalu, katanya, istirahat cukup dan mengimbau perokok untuk berhenti merokok.
"Berada di cuaca sekarang ini (hujan), kita tidak perlu terlalu lama di keramaian," katanya.
Kemudian, kata Diah adalah selalu cuci tangan usai ke tempat umum atau menyentuh alat-alat publik karena berpotensi mengandung virus yang disentuh oleh pengidap virus corona.
Tidak lupa juga, kata Diah, untuk menggunakan masker saat di ruang publik.
"Lalu bagi yang sakit flu dan batuk, tanamkan etika batuk. Jadi ketika batuk ditutup dengan tisu. Lalu jangan meludah sembarangan, buang dahak sembarangan, juga hindari kerumunan dan lekas periksa ke dokter. Itu tips kita." katanya.

Apakah Indonesia memiliki fasilitas memadai?



Petugas medis saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah virus corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/01).
Diah mengatakan Indonesia memiliki kemampuan dari kapasitas pencegahan dan pengendalian, hingga diagnosis virus dan terapi penanganan.
"Ada tiga RS, yaitu RS Persahabatan, Sulianti Saroso dan RSPAD. Semua memiliki kemampuan bahkan saat pasien mengalami kondisi pneumonia, ada alat-alat. Jadi kapasitas pelayanan kesehatan kita siap," katanya.
Katanya, fasilitas kesehatan telah memadai untuk melakukan terapi pendukung bagi korban terinfeksi virus corona.
"Dari pintu masuk penyaringan dengan thermo scanner, lalu evakuasi jika terindikasi dan isolasi. Jadi fasilitas kesehatan di Indonesia mampu," ujarnya.

Sosialisasi tentang virus corona belum memadai
Beberapa warga di Jakarta dan Bali yang dihubungi BBC mengungkapkan belum mendapatkan sosialisasi resmi dan memadai dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai langkah pencegahan dan penanganan jika terjangkit virus corona.
Jakarta dan Bali adalah dua kota besar yang mayoritas dikunjungi oleh warga negara China baik untuk berwisata ataupun berbisnis.
Seorang warga Jakarta yang bernama Fuad mengatakan mengetahui virus corona dari media massa. Ia mengungkapkan belum mendengar sosialisasi dari pemerintah mengenai langkah pencegahan dan penanganan jika terjangkit virus corona.

"Jadi sementara waktu, saya dan keluarga akan menghindari tempat umum dan keramaian seperti mall karena hingga kita belum ada info pasti tentang langkah pencegahan supaya tidak terkena dan jika sudah terpapar," kata Fuad saat dihubungi BBC Indonesia, Jumat (24/01).
Senada dengan itu, beberapa warga Bali seperti Kadek dan Wayan Martadana mengungkapkan belum mendapatkan sosialisasi resmi dari pemerintah.
"Belum (ada info dari pemerintah), tidak tahu yang lainnya. Saya tahu hanya dari berita," kata Kadek.
Walaupun demikian, mereka tidak merasakan kekhwatiran seperti yang dirasakan Fuad.
Wayan menjelaskan saat ini situasi di Bali tetap berjalan normal, walaupun ada penurunan penyewaan mobil yang dilakukan oleh turis China di Bali.
"Belum Pak (ada sosialisasi). tidak sama sekali (khawatir)," kata Wayan.

Total korban: 26 meninggal di China
China telah memperluas karantina kota di provinsi Hubei - asal penyebaran virus corona - setelah jumlah korban jiwa mencapai 26 orang.
Setidaknya 10 kota di provinsi Hubei, yang dihuni 60 juta orang, telah menerapkan pembatasan perjalanan bagi warganya.
Di tingkat nasional, ada 830 kasus pasien terinfeksi virus corona yang telah dikonfirmasi.




Penyebaran virus corona di China.
Karantina kota diberlakukan menjelang imlek, yang merupakan salah satu perayaan terpenting di kalender China.
Jutaan orang umumnya mudik ke kampung halaman - tapi banyak dari mereka di provinsi Hubei yang tidak akan merayakan.
Pembatasan perjalanan yang diterapkan berbeda-beda di tiap kota - meski banyak kota yang sudah menghentikan layanan transportasi publik.
Di Wuhan, ibu kota Hubei - dan tempat di mana virus pertama muncul - semua bus, kereta bawah tanah, dan kapal feri, sudah dihentikan dan semua pesawat dan kereta dari Wuhan telah dibatalkan.
Warga diimbau untuk tidak meninggalkan kota dan beberapa jalanan telah ditutup.

Ok, sahabat Gen-Z sekian dulu postingan saya kali ini, semoga dapat menambah informasi untuk kalian semua. Terima kasih sudah berkunjung dan nantikan terus update info update lainnya di blog ini. Jangan lupa share atau komen ya... :)
sumber terkait : bbc.com

Nias Selatan Jadi Pusat Pembibitan Babi Pasca-serangan Virus ASF, Bupati Menyambut Baik.

Bupati Nias Selatan Hilarius Duha masih belum mendengar adanya rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menetapkan Nias Selatan menjadi daerah sebagai tempat pembibitan ternak babi untuk restocking atau penggantian ternak babi di daerah-daerah yang saat ini terkena virus African Swine Fever ( ASF) atau demam babi Afrika.



Hal ini disampaikan oleh Hilarius Duha saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (18/1/2020). 

"Kami belum mendengar hal itu dari pemprov, baik secara tertulis atau surat menyurat maupun dihubungi secara langsung," ujar Hilarius Duha. 

Meskipun demikian, pihaknya sangat menyambut dengan baik rencana tersebut. 

Namun, perlu dilakukan pertemuan-pertemuan lebih lanjut ke depan untuk memperjelas maksud Pemprov Sumut.

Hilarius Duha mengatakan, Kabupaten Nias Selatan sangat luas dan potensial untuk jadi lokasi pembibitan ternak babi.

Jika rencana Pemprov Sumut ini berjalan, Hilarius mengatakan jika dia siap menyediakan sejumlah wilayah untuk jadi lokasi restocking ternak babi. 

Alasan memilih Nias  
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara Azhar Harahap mengatakan bahwa Nias Selatan ditetapkan jadi lokasi pembibitan ternak babi, untuk mengantisipasi persebaran virus demam babi Afrika (ASF). 

Ada beberapa alasan Nias Selatan ditetapkan sebagai tempat pembibitan babi.

Salah satunya, karena daerahnya terpisah dari daerah yang sampai saat ini tercatat terjadi kematian babi karena ASF, juga di Nias Selatan terdapat 275.000 ekor ternak babi.

"Tapi kita belum tahu di mana wilayahnya yang dimaksud Pemprov tersebut," ucap Hilarius Duha.


"Kalau itu menjadi industri (pembibitan ternak babi), kami juga belum tahu (di mana wilayahnya). Bila iya (jadi industri), kami pasti sambut baik. Kalau itu rencana baik (berjalan) dan (diharapkan) meningkatkan perekonomian masyarakat."

Ok, sahabat Gen-Z sekian dulu postingan saya kali ini, semoga dapat menambah informasi untuk kalian semua. Terima kasih sudah berkunjung dan nantikan terus update info update lainnya di blog ini. Jangan lupa share atau komen ya... :)


sumber terkait : kompas.com

Fakta-fakta Mengenai Komisioner KPU Wahyu Setiawan yang Terjaring OTT KPK

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, terjerat operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wahyu Setiawan hingga kini masih menjalani pemeriksaan di KPK.


Penangkapan Wahyu Setiawan disampaikan pimpinan KPK. "Kami melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang sedang melakukan tindak pidana korupsi berupa suap. Kami masih bekerja," kata Ketua KPK Firli Bahuri kepada detikcom, Rabu (8/1/2020).

Hal yang sama juga disampaikan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. "Iya tadi siang KPK ada kegiatan OTT kepada yang diduga seorang Komisioner KPU berinisial WS," ujar Ghufron kepada detikcom, Rabu (8/1/2020).

Penangkapan Wahyu membuat prihatin pimpinan KPU. Ketua KPU Arief Budiman bersama Komisioner KPU lainnya Pramono Ubaid Tantowi, Ilham Saputra dan Viryan Azis kemudian menyambangi KPK untuk mengonfirmasi penangkapan Wahyu. "Jadi hari ini kita dapat mengonfirmasi benar yang diperiksa Pak WS," kata Ketua KPU Arief Budiman di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jaksel, Rabu (8/1/2020).

Menurut Arief, Wahyu masih menjalani pemeriksaan. "Kami juga menanyakan statusnya apa, statusnya terperiksa," ujar Arief. KPK memiliki waktu 1 x 24 jam untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap mereka yang terjaring OTT. Setelahnya, KPK akan mengumumkan status hukum dari mereka.

Berikut fakta-fakta Komisioner KPU Wahyu Setiawan Terjaring OTT KPK:

Diduga Terkait Suap

Wahyu Setiawan diduga terlibat dalam transaksi suap.

"Kami melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang sedang melakukan tindak pidana korupsi berupa suap. Kami masih bekerja," kata Ketua KPK Firli Bahuri kepada detikcom, Rabu (8/1/2020).

Firli tidak menyebutkan detail siapa saja yang terjerat. Namun dia memastikan pemberi maupun penerima suap ditangkap.


Ditangkap KPK di Pesawat

Wahyu ditangkap KPK di pesawat saat akan ke Bangka Belitung.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan pesawat yang ditumpangi Wahyu hendak terbang ke Tanjung Pandan dari Bandara Soekarno-Hatta. Danang meminta informasi terkait penangkapan Wahyu ditanyakan ke pihak terkait.

"Ada di penerbangan ID-6826 rute Soekarno-Hatta ke Tanjung Pandan. Namun untuk detailnya bisa konfirmasi dengan pihak terkait ya," kata Danang saat dimintai konfirmasi, Rabu (8/1/2020).

Dalam kesempatan terpisah, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan Wahyu Setiawan hari ini dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Bangka Belitung. Namun KPU belum mendapat informasi rinci mengenai kronologi OTT hingga perkara yang menyeret komisioner Wahyu Setiawan.


Berharta Rp 12,8 Miliar

Wahyu Setiawan tercatat punya harta senilai Rp 12,8 miliar.

Dilihat dari situs e-LHKPN KPK, Rabu (8/1/2020), Wahyu terakhir kali menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 30 Maret 2019. Dalam LHKPN tersebut, Wahyu tercatat punya 9 bidang tanah di Banjarnegara senilai Rp 3,3 miliar. Tanah dan bangunan itu diperoleh Wahyu dari warisan.

Wahyu juga memiliki 6 kendaraan senilai Rp 1 miliar. Antara lain Mobil Honda Jazz, Mitsubishi All New Pajero Sport, dan Vespa Sprint. Dia mempunyai harta bergerak lain senilai Rp 715 juta. Wahyu juga melaporkan dirinya punya kas dan setara kas senilai Rp 4,9 miliar serta harta lainnya senilai Rp 2,7 miliar.


Pernah ke KPK Bahas Eks Napi Nyaleg

Wahyu pernah cukup vokal mengenai mantan narapidana korupsi yang ingin mencalonkan diri dalam pilkada.

Momen itu terekam pada 7 November 2018. Saat itu Wahyu mengaku diundang pimpinan KPK untuk membahas sejumlah persoalan terkait pemilu.
"Kami hadir ke sini dalam rangka memenuhi undangan diskusi dari Pak Alex (Wakil Ketua KPK Alexander Marwata) terkait dengan calon anggota DPR, DPRD, dan DPD yang mantan narapidana korupsi," kata Wahyu saat itu.

Dia mengaku KPK menyarankan KPU mengumumkan kepada publik soal 40 eks narapidana korupsi yang jadi caleg. Menurutnya, usul tersebut segera dibahas KPU.

"Hasil diskusi memberikan saran kepada KPU untuk mengumumkan kepada publik 40 orang mantan narapidana korupsi yang sekarang menjadi calon anggota DPR, DPD, dan DPRD. Kami akan segera bahas dalam rapat pleno KPU dan kemungkinan kami akan mengumumkan 40 orang calon anggota DPR, DPD, dan DPRD yang pernah dijatuhi sanksi pidana karena kasus korupsi," ujarnya.


Komisioner KPU ke-6 yang Ditangkap KPK

Wahyu Setiawan bukan Komisioner KPU pertama yang ditangkap KPK. Berdasarkan data yang terlampir di laman KPK, sebelum Wahyu Setiawan sudah ada lima orang komisioner KPU RI yang pernah ditangkap KPK. 

Mereka yakni Komisioner KPU Mulyana Wira Kusumah ditangkap KPK pada April 2005 dengan barang bukti uang Rp 150 juta. Mulyana divonis penjara 2 tahun 7 bulan oleh Pengadilan Tipikor. Kedua, Komisioner KPU Achmad Rojadi ditangkap oleh KPK pada September 2005 atas kasus pengadaan tinta Pemilu 2004. Dia divonis pidana penjara 4 tahun dan denda Rp 200 juta subsider 2 bulan kurungan.

Selanjutnya, Komisioner KPU Nazaruddin Sjamsuddin ditangkap oleh KPK pada Mei 2005 karena terlibat kasus aliran dana taktis KPU senilai Rp 20 miliar. Nazaruddin divonis pidana penjara 6 tahun dan denda Rp300 juta subsider 6 bulan kurungan oleh MA. Dia juga diminta membayar uang pengganti Rp 1 miliar setelah kasasinya diterima. 

Keempat, Komisioner KPU Rusadi Kantaprawira ditangkap KPK pada Juli 2005 karena terlibat dalam kasus pengadaan tinta Pemilu 2004, yang juga melibatkan komisioner KPU Achmad Rojadi. Pada Mei 2006, dia divonis pidana penjara 4 tahun, dikurangi masa tahanan dan denda Rp 200 juta subsider 2 bulan kurungan oleh Pengadilan Tipikor. 
Kelima, Komisioner KPU Daan Dimara ditangkap KPK pada Februari 2006. Daan terlibat dalam kasus pengadaan segel sampul surat suara Pemilu 2004.
Pada 7 November 2006, dia divonis pidana penjara 4 tahun dan dengan Rp 200 juta subsider 2 bulan kurungan oleh pengadilan Tipikor.

Ok, sahabat Gen-Z sekian dulu postingan saya kali ini, semoga dapat menambah informasi untuk kalian semua. Terima kasih sudah berkunjung dan nantikan terus update info update lainnya di blog ini. Jangan lupa share atau komen ya... :)

sumber terkait : detik.com

Populer Post